PROYEKSI
PETA
Proyeksi peta didefinisikan sebagai
fungsi matematika untuk mengkonversikan antara lokasi pada permukaan bumi dan
proyeksi lokasi pada peta Pengkonversian dilakukan dari sistem referensi
geografis (spherical) menjadi sistem planar (cartesian). Misal: latitude/longitude
x/y
Terdapat dua sistem proyeksi yang
dikenal di indonesia yaitu GCS (Geographic Coordinate System) dan PCS
(Projected Coordinat System) dimana perbedaan antara keduanya yang paling mendasar
adalah jika pada sistem proyeksi GCS satuan yang digunakan adalah Derajat,
Menit, Detik atau dalam bahasa inggris disingkat DMS dan untuk PCS menggunakan
satuan Meter. Adapun pengertian dari masing – masing sistem proyeksi tersebut
adalah sebagai berikut :
Sistem
Koordinat Geographic
(x, y, z)
Proyeksi ini umum digunakan untuk
menggambarkan keadaan global. Satuan units yang digunakan adalah degree
(derajat atau 0 ). Satuan derajat ini dilambangkan dengan satuan Decimal
degree, DMS (Degree Minute Second dan DM (Degree Minute Decimals).
Sebagai contoh:
-15,15 0 berarti 15,15 derajat
(degree)
-15 0 30 1 25 11 berarti 15 derajat (degree)
30 menit dan 25 detik. Pelambangan ..ini.digunakan dalam unit.DMS
-15 0 30,5 1 berarti 15 derajat
(degree) 30,5 menit
-15,35 0
Latitude
(x)
dan Longitude (y)
didefinisikan dengan ellipsoid, suatu sudut berbentuk ellips yang diputar pada
sumbu.
Elevasi
(z) didefinisikan dengan geoid, suatu bentuk permukaan dari konstanta potensial
gravitasi
Proyeksi longlat didasari
dari bentuk bumi spheroid, yang dibagi atas garis tegak yang mengiris bumi dari
belahan bumi utara hingga ke kutub selatan yang dinamakan garis meridian dan
garis-garis melintang yang membagi bumi dari timur hingga ke barat yang
dinamakan garis paralel. Garis 0 0 meridian melewati kota Grenwich, Inggris,
implikasinya adalah adanya pembagian waktu yang berbeda pada daerah-daerah di
bumi bagian timur dan barat. Perubahan nilai garis merdian terjadi secara
vertikal sepanjang garis horizontal yang kita sebut sebagai longitude atau
titik X. Sedangkan garis paralell berubah secara horizontal sepanjang garis
vertikal dan kita sebut sebagai Latitude atau titik Y. Akibat dari adanya garis
paralel adalah adanya perbedaan musim di daerah bagian selatan dan utara bumi.
Umumnya Indonesia menyebut Bujur Timur untuk menamakan dan bujur barat untuk
Western , sedangkan belahan bumi utara atau Northern disebut sebagai lintang
utara dan sebaliknya belahan bumi selatan atau Southern disebut sebagai lintang
selatan.
Proyeksi PCS atau dikenal juga dengan
UTM
Untuk menyatakan proyeksi
yang lebih detail dan bersifat lokal kita gunakan, salah satunya yaitu proyeksi
Universal Transverse Mercator. Satuan units yang digunakan adalah meter,
proyeksi ini didasarkan pada asumsi bahwa jarak datar di permukaan bumi akan
homogen setiap lebar 6 0 antar garis meridian dan 8 0 antar garis paralell.
Dengan demikian apabila perhitungan dimulai dari titik -180 0 W hingga 180 o E
terdapat 60 zone, tiap zone dinamakan zone 1, zone 2, dan seterusnya hingga zone
60.
Setiap zone UTM memiliki
system koordinat sendiri dengan titik nol pada perpotongan antara meridian
sentralnya dengan ekuator. Untuk menghindari koordinat negative, meridian
tengah diberi nilai awal absis (x) 500.000 meter. Untuk zone yang terletak
dibagian selatan ekuator (LS), juga untuk menghindari koordinat negative
ekuator diberi nilai awal ordinat (y) 10.000.000 meter. Sedangkan untuk zone
yang terletak dibagian utara ekuator, ekuator tetap memiliki nilai ordinat 0
meter.
Untuk wilayah Indonesia
terbagi atas sembilan zone UTM, dimulai dari meridian 90° BT sampai dengan 144°
BT dengan batas pararel (lintang) 11° LS hingga 6° LU. Dengan demikian wilayah
Indonesia dimulai dari zone 46 (meridian sentral 93° BT) hingga zone 54 (meridian
sentral 141° BT).
Koordinat Geografi pada Proyeksi UTM
adalah salah satu transformasi geografi yang mempunyai referensi Posisi Acuan
dan arah yang sama yaitu Titik Pusat Proyeksi untuk posisi dan arah utara Grid
di Meridian Pusat sebagai arah acuan. Adapun keunggulan sistem proyeksi ini di
Indonesia adalah :
1. Kondisi geografi negara Indonesia
membujur disekitar Garis Katulistiwa atau garis lingkar Equator dari Barat
sampai ke Timur yang relatip seimbang.
2. Untuk kondisi seperti ini, sistim
proyeksi Tranvers Mercator/Silinder Melintang Mercator adalah paling ideal
(memberikan hasil dengan distorsi minimal).
3. Dengan pertimbangan kepentingan teknis
maka dipilih sistim proyeksi Universal Transverse Mercator yang memberikan
batasan luasan bidang 6ยบ antara 2 garis bujur di elipsoide yang dinyatakan
sebagai Zone.
GEOREFRENCING
Georeferencing adalah
proses penyelarasan data spasial (lapisan yang berbentuk file: poligon, titik,
dll) ke file gambar seperti peta historis, citra satelit, atau foto udara. This
document describes the basic steps for georeferencing an image using ArcGIS.
Dokumen ini menjelaskan langkah-langkah dasar untuk Georeferencing suatu gambar
dengan menggunakan ArcGIS.
Seperti kita sering
katakan, keindahan GIS adalah informasi baru yang dihasilkan ketika kita
menyatukan data dari berbagai sumber berdasarkan kerangka lokasi. The, tutorial
sebelumnya sistem referensi spasial tentang menjelaskan bagaimana data mungkin
terdaftar dalam suatu sistem referensi geografis dan bagaimana GIS menggunakan
alat ini untuk menciptakan asosiasi yang berguna dengan informasi lainnya.
Dalam tutorial ini, kita dapat melihat bagaimana menambahkan Georeferencing
untuk dipindai peta, foto udara dan sistem CAD file sehingga nilai mereka dapat
dikalikan melalui asosiasi dengan data lainnya. GSD GIS Manual Page, Sumber
Geografis Images menyediakan link ke sumber daya di mana Anda dapat menemukan
jumlah tak terbatas yang berbasis GIS data-gambar. Beberapa dari itu adalah
bergeoreferensi sudah. Beberapa scan peta memiliki koordinat sistem informasi
dalam margin yang dapat digunakan untuk georeferensi gambar tanpa merujuk pada
data lainnya. Hal ini dapat berguna untuk memulai kerangka spasial untuk
daerah, seperti Cina atau Inggris mana yang baik dikendalikan GIS lapisan
adalah ilegal atau mahal untuk mendapatkan. Mana yang baik GIS lapisan dapat
ditemukan, proses georeferensi hanya melibatkan memilih piksel pada gambar
raster dan menentukan apa koordinat yang diwakilinya untuk menggambar vektor.
Bila Anda telah memilih 3 piksel dan mereka ditetapkan vektor koordinat WinTopo
Pro dapat menghitung pemetaan yang tepat untuk setiap pixel dalam gambar, dan
ketika Anda memuat gambar DXF ke dalam CAD atau GIS atau sistem CNC secara
otomatis akan berlokasi di posisi yang benar dan pada ukuran yang tepat.
Adapun proses georeferencing pada
software GIS adalah sebagai berikut :
A. Tambahkan data raster yang akan
ditempatkan pada system koordinat dan proyeksi tertentu.
B. Tambahkan titik control pada data
raster yang dijadikan sebagai titik ikat dan diketahui nilai koordinatnya.
C. Simpan informasi georeferensi jika
pengikatan obyek ke georeference sudah dianggap benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar